Selasa, 24 Agustus 2010

Ertutur ( Berkenalan dalam adat Karo )


 Kata ertutur satu kosa kata dalam bahasa Batak Karo berasal dari kata dasar tutur yang bermakna tingkat hubungan kekerabatan.  Kebiasaan bagi orang Karo bila pertama kali berjumpa dengan seseorang selalu ertutur terlebih dahulu guna mencari hubungan kekerabatan.Jadi filosofinya,kita semua adalah saudara,dimanapun kita berada dan untuk menentukan posisi kita dalam sebuah sistem kekerabatan diperlukan ertutur.Untuk memulai bertutur pun bukanlah proses yang basa-basi.Ada penggunaan bahasa-bahasa tutur yang umumnya selalu digunakan untuk memulai perkenalan. 
Kuatnya kekerabatan dalam masyarakat Karo didukung oleh kolektivitas kehidupan masyarakatnya yang dijiwai oleh penghormatan pada nilai-nilai adat.Dalam ertutur,tentunya ada lapisan-lapisan untuk mencari posisi kita dalam mencari posisi kita ketika berkenalan dengan orang lain. Lapisan proses ertutur tersebut terdiri dari (1). Marga/Beru adalah nama keluarga yang diberikan (diwariskan bagi seseorang dari nama keluarga ayahnya secara turun temurun bagi anak laki-laki).Sedangkan bagi anak wanita marga ayahnya disebut beru yang tidak diwariskan bagi anaknya kemudian.(2).Bere-bere adalah nama keluarga yang diwarisi seseorang dari beru ibunya. Bila ibu saya beru Karo, maka bere-bere saya menjadi bere-bere Karo.(3).Binuang adalah nama keluarga yang diwarisi seorang suku Karo dari bere-bere ayahnya.(4).Kempu (perkempun), adalah nama keluarga yang diwarisi seseorang dari bere-bere ibu.(5).Kampah adalah nama keluarga yang diwarisi seseorang dari beru yang dimiliki oleh nenek buyut (nenek dari ayah).(6).Soler adalah nama keluarga yang diwarisi dari beru empong (nenek dari ibu).
Contoh ertutur dalam adat karo :
Ada dua orang laki - laki bertemu di suatu tempat, karena mereka belum saling kenal maka ertutur/berkenalan mereka
A : Merga kai kam pal ?
B : Aku Merga Surbakti.
A : Bere berena pal?
B : Bere bere Ginting aku pal, kam kai ka dage merga ndu?
A : Aku merga Tarigan bere bere Surbakti pal. Rimpal kita adi bage me.
B : Uwe, rimpal kita. 
Itu contoh simple dari ertutur di adat karo.


Sabtu, 21 Agustus 2010

Desa Lingga yang kaya budaya

Desa Lingga sampai saat ini masih memiliki bangunan-bangunan tradional seperti: rumah adat, Jambur, Lesung, Geriten dan Sapo Page. Bentu, bahan dan teknik mendirikan bangunan itu hampir sama, yakni letak dindingnya miring ke arah luar, mempunyai dua pintu yang menghadap ke arah barat dan timur.
Pada kedua ujung atap terdapat tanduk atau patung kepala kerbau. Dinding lantai dan tiang-tiangn terbuat dari kayu. Untuk tangga tura atau tea dan lain-lain dibuat dari bambu. Sedangkan alat pengikat dan atap digunakan ijuk. Pada beberapa bagian rumah terdapat relief yang dicat dengan warna merah, putih, kuning, hitam dan biru. Bangunan-bangunan itu berbentuk khusus yang melambangkan sifat-sifat khas dan suku bangsa Karo.
Rumah adat Karo memunyai ciri-ciri serta bentuk yang khusus. Rumah ini sangat besar dan didalammya terdapat ruangan yang luas , tidak mempunyai kamar-kamar. Namun mempunyai bagian-bagian yang ditempati oleh keluarga batih atau jabu tertentu. Rumah adat berdiri di atas tiang-tiang besar serupa rumah panggung yang tingginya kira-kira dua merter lebih dari tanah. Lantai dan dinding dari papan yang tebal dan letak dinding rumah agak miring keluar, mempunyai dua buah pintu menghadap ke sebelah barat satu lagi ke sebelah Timur.
Tangga masuk ke rumah juga ada dua sesuai dengan letak pintu dan terbuat dari bambu bulat. Menurut kepercayaan mereka, jumlah anak tangga harus ganjil. Di depan masing-masing pintu terdapat serambi, dibuatdari bambu-bambu bulat, besar dan kuat disebut Ture. Ture ini digunakan untuk anak gadis bertenun. Sedang pada malam hari Ture atau seambi ini berfungsi sebagai tempat naki-naki atau tempat perkenalan para pemuda dan pemudi untuk memadu kasih.
Sesuai dengan atapnya, rumah adat karo terdiri dari dua macam, yaitu rumah adat biasa dan rumah anjung-anjung. Pada rumah adat biasa mempunyai dua ayo-ayo dan dua tanduk kepala kerbau. Sedangkan pada rumah anjung-anjung terdapat paling sedikit ayo-ayo dan tanduk kepala kerbau.

Air Terjun Sipiso-Piso

Air Terjun Sipiso-piso sangat fantastik terlet di Desa Tongging, menikmati pemandangan yang indah seperti kawasan wisata di Desa Tao Silalahi yang berada di dekatnya. pemandangan indah Tanah Karo dari gardu pandang yang ada di puncak bukit, titik pangkal aliran air terjun Sipiso-piso. Dari puncak bukit yang mengitari Air Terjun Sipiso-piso ini pula dapat menyaksikan keindahan lansekap Danau Toba, sebuah danau vulkanik terbesar di dunia.
Air Terjun Sipiso-piso merupakan sebuah kawasan wisata alam yang terletak tidak jauh dari permukiman masyarakat Desa Tongging, . Desa Tongging berada di dataran lebih rendah, sementara Air Terjun Sipiso-piso terletak di perbukitan yang lebih tinggi dari Desa Tongging. Air terjun ini berada di ketinggian lebih kurang 800 meter dari permukaan laut (dpl) dan dikelilingi oleh bukit yang hijau karena ditumbuhi hutan pinus.
Sipiso-piso berasal dari piso yang artinya pisau. Derasnya air-air yang berjatuhan dari bukit berketinggian di atas seratus meter ini diperumpamakan layaknya berbilah-bilah pisau yang tajam. Selain itu, jurang yang curam jika dilihat dari puncak bukit membuat orang setempat menyebutnya piso dari Tanah Karo.
Air terjun Sipiso-piso terletak di Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Sumatra Utara, Indonesia. Kecamatan ini berada sekitar 24 km dari Kota Kabanjahe, ibukota Kabupaten Karo.
Menuju kawasan ini dari Kota Medan, ibukota Provinsi Sumatra Utara, sekitar 2 jam dengan bus atau mobil menuju Kabanjahe, ibukota Kabupaten Karo. Kabanjahe terletak di selatan kawasan wisata dataran tinggi yang terkenal, yakni Berastagi. selanjutnya menempuh jarak 24 km ke arah Utara, jalur menuju Danau Toba. Dengan kualitas jalan beraspal, Anda dapat sampai di Desa Tongging untuk berwisata di Air Terjun Sipiso-piso dalam 30 menit menggunakan mobil atau bus.
Anda dapat menemukan penginapan di Desa Tongging atau di Kota Kabanjahe, ibukota Kabupaten Karo. suvenir khas Tanah Karo di kawasan wisata ini
Airterjun Sipiso-piso tetap istimewa. Hanya terpisah jarak sejauh 35 km dari kota wisata terkenal di Indonesia, Kota Berastagi, Kabupaten Karo, dan hanya memerlukan sekitar 45 menit dari Kota Medan, Ibukota Provinsi Sumatra Utara

Jumat, 20 Agustus 2010

Gunung Sibayak

Gunung Sibayak adalah salah satu daya tarik dari Kabupaten karo. Gunung Sibayak memberikan banyak tawaran wisata yang sangat menarik terutama bagi orang yang senang dengan hiking. Selain itu Gunung Sibayak juga memberikan tempat wisata bagi orang yang ingin menikmati berendam di air panas belerang karena di kaki gunung ini terdapat pemandian air panas Lau Debok - Debok.

Kamis, 19 Agustus 2010

Gunung Sinabung

Gunung sinabung terletak di dataran tinggi di kabupaten Karo. Gunung sinabung adalah salah satu pesona taneh karo yang sangat indah. Gunung Sinabung tidak kalah dengan gunung Tangkabuban Perahu di Bandung, Jawa Barat. Udara yang sejuk khas dataran tinggi bisa anda dapatkan disini dan keindahan alam yang sangat mengagumkan ditambah kebudayaan dan keramahan penduduk yang tinggal di kaki gunung ini akan membuat wisata anda sangat berkesan dan indah.